Damai

 Sedari awal aku tak pernah berharap apa-apa yang berhubungan dengan keputusan. Walau aku juga tidak tutup mata pernah meminta keseriusanmu untuk menjadikan diri sebagai tujuan masing-masing. Namun itu tak berangsur lama mengingat singkatnya waktu yang Tuhan berikan untuk kita. Lalu disusul dengan rasa mu yang hilang menguap bersama udara. Aku.. bisa apa? Bisa. Bisa belajar banyak hal terutama soal ikhlas melepas sebab dengan tindak tanduk apa lagi aku harus mengenangmu? Bukankah "rela" juga merupakan aksi heroik di saat kita tidak pernah punya kesempatan untuk diperjuangkan selain oleh diri sendiri.

Terima kasih Mas untuk pengalaman yang terus bergulir. Semoga walaupun hidup tidak semulus yang kita harapkan, kamu bahagia dengan pilihan hidup yang dijalani. Entah bagaimana soal garis akhir biarlah aku juga punya daya membersihkan dan merawat luka-luka yang terlanjur ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mana ada dusta, Rindu itu betulan berat