Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Fragmen untuk Tuhan

PadaMu yang Agung PadaMu yang Menuntun ArahMu semakin jelas OlehMu tarik dilepas Sembabku membekas Kumpulan nimbus memadati cakrawala Tiada rintik sebagai pertanda Tapi mengapa jarak pandang terhalang genangan? Lantas terderai PadaMu aku melerai  Kelahi dengan diri, takdir, dan keakuan Semburat rembulan penutup windu Hendak dibawa kemana arah berlalu? Berjalan sambil berlari atau berjalan sesekali berhenti? PadaMu yang gaungnya memecah malam OlehMu bawalah biru yang abu-abu Pun semoga yang Maha… Menyingsing cahya di jalan fana, pada.. (jeda yang mati) Puisi 14 Maret yang kupermak sedikit di pengulangan hari ke 21, 25/03/2024

soal mencintai aku pamit undur diri

 Mencintaimu, adalah jalan yang kupilih dengan segala konsekuensinya. Hal-hal yang sebenarnya sudah nampak sejak awal bahkan sudah kuperingatkan, untukmu dan diriku. Namun kau seolah meyakinkan bahwa semua "boncengan" yang terlanjur kutahu itu akan kau coba untuk tinggal. Tapi ternyata sekarang beban-beban itu kau ambil lagi bersisian dan aku yang disisihkan. Jadi maaf aku berusaha untuk tidak mencintaimu lebih dalam. Terima kasih lagi-lagi aku disadarkan bahwa cukuplah diriku yang mesti diselamatkan pada kondisi demikian. Soal mencintaimu, aku tidak pernah menyesal walau berujung kekecewaan nan berawan. Itu urusanku. Uruslah dirimu dan sesuatu yang hendak kau genggam, entah apapun itu.