Fragmen untuk Tuhan
PadaMu yang Agung PadaMu yang Menuntun ArahMu semakin jelas OlehMu tarik dilepas Sembabku membekas Kumpulan nimbus memadati cakrawala Tiada rintik sebagai pertanda Tapi mengapa jarak pandang terhalang genangan? Lantas terderai PadaMu aku melerai Kelahi dengan diri, takdir, dan keakuan Semburat rembulan penutup windu Hendak dibawa kemana arah berlalu? Berjalan sambil berlari atau berjalan sesekali berhenti? PadaMu yang gaungnya memecah malam OlehMu bawalah biru yang abu-abu Pun semoga yang Maha… Menyingsing cahya di jalan fana, pada.. (jeda yang mati) Puisi 14 Maret yang kupermak sedikit di pengulangan hari ke 21, 25/03/2024